Haul "Sonan Bonang" baru saja dilaksanakan untuk tahun ini. Masyarakat Trebung khususnya dan masyarakat luar Trebung pada umumnya begitu antusias melaksanakan acara tahunan ini. mereka berbondong-bondong menghadiri acara tersebut. Dalam isinya acara ini membaca yasin dan tahlil walaupun secara mendetail masyarakat banyak yang bingung, siapa sebenarnya mendiang di makam yang disebut sebagai makam Sunan Bonang ini.
Beberapa dari peziarah yang datang dari luar pulau, ada yang meyakini bahwa mendiang dalam makam tersebut yang terletak di pesisir pantai, tepatnya di dusun Trebung Desa Taman Kec. Sreseh Kab. Sampang memang jasad dari Sunan Bonang, sedangkan Makam Sunan Bonang yang ada di Tuban yang nota bene tercatat dalam sejarah, merupakan pakaiannya saja. Seiring dengan pendapat ini muncul berbagai versi cerita mengenai perjalanan Sunan Bonang pada saat-saat terakhir kehidupan beliau beserta para pengikutnya.
Dari testimoni yang muncul ke permukaan , banyak ragam cerita yang masing-masing menunjukkan bahwa makam tersebut memang ada penghuninya walaupun masih terdapat kontroversi. hal aneh dan klenik menghiasi beragam cerita yang beredar. Jika memang Sunan Bonang, mendiang tersebut bernama Syeh Maulana Mahdum Ibrahim. tapi jika bukan, maka nama tersebut masih kabur. karena ada pendapat bahwa penghuni makam itu adalah merupakan murid, khadam, atau seseorang yang berhubungan erat dengan Sunan Bonang.
Seorang guru kebatinan dari Jawa Barat , disaat berziarah ke makam ini bersama beberapa muridnya menyatakan bahwa makam ini bukanlah merupakan jasad dari Sunan Bonang, tetapi berupa sesuatu yang berhubungan dengan Beliau yaitu hanya berupa senjatanya berupa keris.
Diantara kesaksian peziarah ada yang bercerita bahwa ia pernah bercakap-cakap dengan beliau di alam nyata walaupun tidak menampakkan wajah yang sebenarnya, hanya pakaian berupa sorban berjubah putih. Ketika ditanya lebih lanjut apa isi percakapan diantara mereka , ia tidak dapat mengungkapkan, karena isinya berupa hal yang sangat rahasia.
sampai sekarang hal ini akan tetap menjadi polemik, karena perkara yang ingin diungkapkan adalah sesuatu yang menentang sejarah.