Senin, 25 Juni 2012

Abrasi dan Sunan Bonang


tahun 2007
 Dampak pemanasan global yang diisukan memang akhirnya terasa juga di pesisirpantai Madura, pada pertengahan Juni lalu air laut pasang dengan gelombang sampai 2 meter bahkan di beberapa tempat panjang gelombang mencapai 5 meter. Yang paling serius adalah pengikisan air laut terhadap pinggiran pantai. Di daerah Sreseh khususnya pantai Trebung Taman abrasi ini sudah mencapai 7 meter sejak tahun 2000. ada beberapa ladang milik warga yang kini sudah menjadi bagian dari laut.
Tahun 2012
       Lain halnya dengan pantai sebelah barat Trebung. Daerah ini tidak terkena hantaman ombak, sedari dulu. Selain karena struktur dasar pantai yang memang agak tinggi, yang didukung dengan adanya tumbuhan bakau yang hanya tumbuh di tempat itu, di sana juga terdapat sebuah makam yang oleh warga setempat di yakini sebagai makam Sunan Bonang. Memang ini menimbulkan kontroversi . Perdebatan panjangpun terjadi sesama tokoh dan para kiayi.

        Al-kisah Tempat itu dulunya adalah hutan semak  rimbun yang tak pernah di jamah. Makam tersebut ditemukan melalui mimpi dari seorang ustad. Pada tahap perkembangannya setelah ditanyakan kepada orang-orang alim serta para tokoh-tokoh yang mempunyai banyak pengetahuan, maka seorang kiayi dari Bangil Jawa Timur lah yang berani mengatakan bahwa makam tersebut adalah makan Sunan Bonang ( Syeh Mahdum Ibrahim ). Konon Sunan Bonang yang dikubur di Tuban ( sekarang) adalah hanya pakaiannya saja, sedangkan jasadnya adalah berada di makam tersebut, ini terjadi karena terjadi ombak besar pada waktu itu. Cerita ini didukung  dengan cerita –cerita yang cukup meyakinkan, setelah ditelaah dari kisah maupun sejarah babat tanah Madura, banyak orang yang percaya. Beliau melarang berita ini disebarluaskan secara besar-besaran, cukup dari mulut ke mulut saja,karena dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah dan merusak literatur sejarah yang sudah ada.
tahun 2007
       Terlepas dari benar atau tidaknya kisah tersebut, kita semua tahu bahwa sejarah tidak akan berjalan dengan dirinya sendiri. Sejarah mengikutkan dirinya untuk mencatat kejadian alam. Jika alamnya berubah, maka sejarahpun ikut berubah. Bagi orang yang tidak percaya tentang Sunan Bonang ini biarlah mereka mengikuti sejarah yang ada di buku-buku dan literatur yang sudah baku dan di akui bertahun-tahun, namun bagi orang yang percaya , mereka akan mengikuti sejarah yang tidak tercatat, sejarah yang mencatat dirinya sendiri tentang perubahan alam yang disertainya.
Tahun 2011

       Ada beberapa peziarah baik perorangan maupun berjamaah yang datang ke makam tersebut  bahkan ada yang dari Jawa. Dan dari mereka banyak cerita tentang kejadian aneh yang di alami sehingga mereka merasa yakin akan kebenarannya. Sampai sekarangpun masih banyak peziarah yang datang dari jauh, terutama pada malam Jum’at . ada banyak catatan kisah yang menarik untuk disampaikan dari pengalaman para peziarah maupun masyarakat setempat. Jika Anda penasaran silahkan datang ke Trebung.***

       Bagi anda yang mau berbagi cerita tentang Sunan Bonang ini, tulis komentar !, kami akan sangat senang.

2 komentar:

Tulis komentar dan pertanyaan disini